Dua Tahun yang Terbalaskan

"Aku tau soalnya kamu anaknya mageran, di kasur mulu"

......

Entah kenapa saat mendengarnya aku merasa senang. Senang karena sudah lama tidak mendengar hal seperti itu dari dia. Senang, ternyata dia masih ingat aku. Aku kira selama ini hanya aku yang masih mengingatnya hehe.

Manusia memang mahluk hidup yang sedikit rumit ya? Apalagi hubungan sesama manusia nya. Aku pernah merasa bersyukur, merasa bahagia bisa mengenal kamu dan berteman baik dengan kamu. Aku rasa kita akan terus berteman sampai tua, ku harap begitu. Saat kamu mengirim video lucu dari 9GAG yang berisi nenek-nenek tua sedang ngerumpi dengan asyiknya katamu "eh ntar kita gitu kali ya kalau udah tua?". Aku berharap akan seperti itu.

Tapi entah kenapa, hubungan kita malah semakin menjauh. Aku menyesal, dulu sekali pernah bertengkar dengan mu. Aku si gampang emosian tersulut begitu saja karena gurauanmu yang terus menerus seakan memojokanku. Harusnya aku tahu, kamu hanya sekedar bercanda. Harusnya saat kamu langsung minta maaf dulu, aku langsung memaafkanmu. Seharusnya begitu. Tapi aku malah tenggelam dalam emosiku. Bahkan sekedar membaca pesan maaf mu pun aku enggan.

Hari berikutnya aku menjengukmu yang sedang sakit. Kamu sedikit terkejut ya aku rasa? hehe. Kita sama-sama minta maaf saat itu. Tapi aku rasa hubungan kita sedikit berubah. Mungkin kamu jadi segan padaku, dan aku canggung padamu. Sungguh ini adalah hal yang tidak aku sukai. Beberapa kali aku ingin membicarakan ini denganmu, bahwa mengapa kita menjadi se-awkward ini? Kadang aku rindu padamu. Ingin rasanya mengobrol, menginap, menonton film bareng lagi, tapi rasanya sulit. Aku pun gengsi untuk sekedar bilang kalau aku kangen. Kenapa ya? Rumit sekali kan menjadi manusia?

Malam pergantian tahun baru itu akhirnya aku memberanikan diri untuk bilang ke kamu. Kebetulan kamu membuat insta story "before 2017 end, what whould you say to me?" hahaha. Kebetulan kan? Supaya aku juga gak tiba-tiba. Aku minta maaf lagi, dan mengeluarkan semua yang aku rasa. Hmm dan ternyata balasanmu sangat tidak terduga. Aku tidak tahu kamu membalas seperti itu karena pesanku dirasa terlalu menjijikan kah atau menggelikan kah? Karena berkata-kata manis rasanya bukan aku sekali ya?

Tahun pun berganti, namun aku masih merasa diantara kita ada penghalang yang sangat besar. Bagaimana tidak? Rasanya dulu kita sudah gak pernah ngerasa punya malu satu sama lain. Gak pernah jaim. Sekarang beda. Rasanya aku pun lebih menjadi pendiam. Namun secercah harapan datang waktu itu *hiyahiya. Saat kamu sudah mau berkunjung ke kosan ku lagi, mengobrol, dan banyak lagi. Aku bersyukur namun tetap merasa sedikit canggung.

Tapi pada akhirnya entah kenapa rasanya kamu semakin menjauh. Semakin jauh. Bahkan pernah kamu tega membohongiku secara tidak langsung. Aku sempat berpikir apakah kamu melakukan itu agar tidak menyakitiku atau apa? Aku tidak berani menanyakan. Seiring berjalannya waktu, kita semakin menjauh. Jarang sekali rasanya aku mengobrol denganmu. Mungkin saat kita sedang menjadi tim kelompok, baru kita ngobrol lagi ya? Itu pun cuma membahas tugas kuliah.

Lama kelamaan aku mulai bersikap bodo amat. "Yaudah hidup dia ya hidup dia, hidup aku ya hidup aku". Iya, aku mulai bodo amat. Tapi gak dipungkiri kalau sesekali aku kangen. Cuma ya lebih banyak bodo amatnya. 

Entah kenapa saat itu banyak rumor beredar tentang kamu. Beberapa orang tidak menyukaimu. Mereka membicarakanmu di belakang. Dan terkadang beberapa orang itu bertanya kepadaku "Ti, dia sifatnya gimana sih?" hm.... aku bingung. Tapi aku tidak menjelekanmu kok. Gimanapun kan kita berteman bukan? Meski mungkin saat itu hanya aku yang mengangggapmu saat itu.

Lalu hari ini kamu memberikanku sebuah hadiah kecil atas seminar usulan penelitianku yang telah terlaksana beberapa hari yang lalu. Aku bersyukur tentu saja. Apalagi saat kamu bilang "Aku tau kamu soalnya" huaaaaa jujur aku senang dan sedikit terharu. Rasanya sudah 2 tahun lebih  kita canggung-canggungan. Namun memang di tahun kemarin sepertinya kita lebih sedikit dewasa aku rasa. Kita sama-sama egois, dan kita menurunkan ego kita karena bekerja di organisasi yang sama. Dan hari ini, aku senang kamu masih ingat. Aku senang rasanya kamu masih menganggapku. Aku senang meskipun yang kamu ingat adalah aku orangnya sangat mageran *yhaaa:) Tapi gak papa. Aku senang pada akhirnya kita menjadi sama-sama dewasa. Menjadi manusia yang tidak gengsi dan tidak egois seperti 2 tahun lalu itu :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Aku dan Tulisanku

Tentang Diri